Sejarah Pengecoran Logam

Sejarah jaman dahulu

Pemanfaatan  logam dimulai sejak manusia menemukan tembaga dalam keadaan murni di alam. Sejarah pengecoran logam tembaga itu kemudian dimanfaatkan untuk membuat bentuk-bentuk tertentu dengan cara ditempa. Dengan cara itu dibuat alat-alat seperti tombak, kapak dan mata bajak serta alat berburu lainnya.        Kemudian, orang mengetahui tembaga mencair pada suhu tinggi dan selanjutnya mengetahui cara menuangkan logam kedalam cetakan.   Sejak itu dimulailah era pengecoran logam sebagai salah satu cara untuk menghasilkan sesuatu. Hal itu terjadi  kira-kira 4000 tahun Sebelum Masehi. Itulah yang menandai era perubahan peradaban manusia, dari era zaman batu (stone age) ke era zaman baja (iron age).  Pada zaman itu juga orang mengenal perunggu, yaitu campuran antara logam tembaga, timah dan timbal.        

Melalui proses pengecoran, sejarah pengecoran logam orang dapat membuat barang dengan bentuk-bentuk yang lebih kompleks, seperti perabot rumah tangga, perhiasan dan alat-alat pertanian. Pengecoran pertama kali dilakukan di Mesopotamia pada 3000 tahun sebelum masehi. Teknik ini kemudian menyebar ke Eropa, Asia Tengah, Cina dan India.        Pada abad ke 14, orang memulai proses pencairan logam melalui ekstraksi bijih besi. Pada masa itu, penuangan dilakukan secara langsung ke dalam cetakan dari dapur ekstraksi. Dewasa ini,   besi yang keluar dari dapur tinggi baru berupa besi kasar, yang masih perlu dicairkan lagi untuk proses lebih lanjut.   Cetakan pada masa dahulu, dibuat dari batu yang dipahat, dipadu dengan pasir, batu gamping dan tanah liat.

Pengecoran logam adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi. Logam cair akan dituangkan atau ditekan ke dalam cetakan yang memiliki rongga cetak (cavity) sesuai dengan bentuk atau desain yang diinginkan. Setelah logam cair memenuhi rongga cetak dan tersolidifikasi,selanjutnya cetakan disingkirkan dan hasil cor dapat digunakan untuk proses sekunder.Untuk menghasilkan hasil cor yang berkualitas maka diperlukan pola yang berkualitas tinggi, baik dari segi konstruksi, dimensi, material pola, dankelengkapan lainnya.

Sejarah pengecoran logam
Proses Pengecoran Logam

Pola digunakan untuk memproduksi cetakan. Pada umumnya, dalam proses pembuatan cetakan, pasir cetak diletakkan di sekitar pola yang dibatasi rangka cetak kemudian pasir dipadatkan dengan cara ditumbuk sampai kepadatan tertentu. Pada lain kasus terdapat pula cetakan yang mengeras/menjadi padat sendiri karena reaksi kimia dari perekat pasir tersebut. Pada umumnya cetakan dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian atas (cup) dan bagian bawah (drag) sehingga setelah pembuatan cetakan selesai pola akan dapat dicabut dengan mudah dari cetakan.

Inti dibuat secara terpisah dari cetakan, dalam kasus ini inti dibuat dari pasir kuarsa yang dicampur dengan air kaca (Water Glass / Natrium Silikat), dari campuran pasir tersebut dimasukan kedalam kotak inti, kemudian direaksikan dengan gas CO2 sehingga menjadi padat dan keras. Inti diseting pada cetakan.Kemudian cetakan diasembling dan diklem. Sembari cetakan dibuat dan diasembling, bahan-bahan logam seperti ingot ,scrap, dan bahan paduan, dilebur di bagian peleburan. Setelah logam cair dan homogen maka logam cair tersebut dituang ke dalam cetakan. Setelah itu ditunggu hingga cairan logam tersebut membeku karena proses pendinginan. Setelah cairan membeku, cetakan dibongkar. Pasir cetak, inti, dan benda tuang dipisahkan.

Pasir cetak bekas masuk ke instalasi daur ulang, inti bekas dibuang, dan benda tuangdiberikan ke bagian fethling untuk dibersihkan dari kotoran dan dilakukan pemotongan terhadap sistem saluran pada benda tersebut. Setelah fethling selesai apabila benda perlu perlakuan panas maka diproses di bagian perlakuan panas. Dengan mengetahui sejarah pengecoran logam kita menjadi lebih menyadari latar sejarah ketika melihat benda dari logam. Untuk selanjutnya anda bisa menghubungi kami.